Dinkes Provinsi Riau Bantah Dua Warga Riau Meninggal Habis di Vaksin COVID-19

Pekanbaru – Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau membantah kabar dua warga masing-masing berasal dari berasal dari Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dan Rokan Hulu (Rohul) yang meninggal dunia usai beberapa hari menjalani vaksinasi COVID-19.

“Itu warga yang meninggal setelah seminggu vaksin bukan berarti karena vaksinnya. Tidak bisa juga setiap orang ada apa-apa lalu meninggal dikaitkan dengan vaksin,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Jumat.

Mimi mengatakan, dua warga Riau yang meninggal setelah divaksin itu telah dilakukan investigasi dan observasi oleh Komisi Daerah (Komda) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Provinsi Riau.

“Hasil investigasi dan observasi Komda KIPI itu dua warga yang meninggal bukan disebabkan vaksinasi, tetapi karena penyakit yang diderita oleh yang bersangkutan. Dan itu sudah dijelaskan Komda KIPI, karena itu domainnya mereka segala sesuatu yang terjadi setelah vaksin,” katanya.

Karena itu, Mimi Nazir mengimbau kepada masyarakat tidak perlu takut vaksin terkait beredar kabar tentang kematian yang belum tentu kebenarannya.

“Vaksin ini sudah diuji klinis dan aman untuk meningkatkan imunitas tubuh. Jadi masyarakat tak perlu khawatir dengan vaksin,” katanya.

Ia juga tidak bosan-bosan mengimbau masyarakat disiplin pada protokol kesehatan, sebab hanya itu yang ampuh menekan paparan COVID-19.

“Hingga kekebalan kelompok tercipta dan suatu saat COVID-19 lenyap dari bumi, tetaplah terapkan 5M yakni menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mencegah mobilitas interaksi,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, dua warga dari Indragiri Hulu dan Rokan Hulu, Riau meninggal dunia setelah beberapa hari disuntik dengan vaksin COVID-19 jenis Sinovac.

Sebelum meninggal, kedua warga tersebut sempat mengeluhkan demam dan kejang-kejang setelah divaksin.

Ketua Komisi Daerah (Komda) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Provinsi Riau, dr Ligat Pribadi, Kamis (17/2/2021) menceritakan awal muka temuan kasus meninggaldunia pasien pasca divaksin COVID-19 itu.

“Setelah divaksin, seperti biasa mereka kan diminta 30 menit, setelah itu baru diperbolehkan pulang, setelah pulang pasien ini tidak ada keluhan,” kata dr Ligat Pribadi.

“Kemudian satu minggu setelah divaksin, pasien ini datang ke Puskesmas mengeluhkan sakit demam, meriang dan kejang,” katanya lagi.

Setelah dirawat dan dilakukan observasi oleh tim medis, ternyata pasien ini menderita kadar gula yang tinggi.

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh beberapa dokter spesialis di rumah sakit daerah yang ada di kabupaten tersebut, tidak ditemukan ada hal-hal yang berkaitan dengan KIPI.

“Jadi pasien ini memang hipertensi dan hipertropi pada jantungnya, setelah dilakukan skaning kepala tidak ditemukan ada kelainan, kemudian dirawat lagi beberapa hari, akhirnya meninggal,” katanya.

Dari beberapa rangkaian pemeriksaan tersebut tim dokter menyimpulkan bahwa pasien ini meninggal dunia bukan karena efek dari vaksin yang disuntikkan.

Namun karena penyakit bawaan atau komorbid yang selama ini sudah diderita oleh pasien tersebut. (Ant)