BKKBN Perwakilan Riau gandeng ICA tingkatkan gizi anak stunting

Pekanbaru – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Riau menggandeng Indonesia Chef Association (ICA) BPC Pekanbaru dan ahli gizi untuk mendemonstrasikan cara mengolah udang dan ikan kepada kader pendamping keluarga guna meningkatkan asupan gizi anak stunting.

“Para kader pendamping keluarga berasal dari kampung keluarga berkualitas yang mengelola Dapur Anak Sehat (Dahsat) dibekali cara-cara mengolah ikan dan udang dengan menampilkan menu yang menarik hingga anak berselera untuk mengonsumsinya,” kata Kepala BKKBN Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu.

Menurut Mardalena Wati Yulia, jika anak sudah berselera dan mau mengonsumsi makanan yang diolah dari ikan dan udang itu maka berat badan anak akan meningkat. Anak terhindari dari stunting, yakni kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.

Anak yang sudah berpotensi stunting, kata Mardalena lagi, maka anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir sehingga perbaikan asupan makanan bergizi dan seimbang perlu terus diberikan sejak dini.

“Karenanya kader pendamping keluarga dan kader kampung keluarga berkualitas perlu dibekali cara mengolah ikan dan udang untuk selanjutnya mereka akan mempraktekkan keterampilan tersebut kepada keluarga yang beresiko stunting yakni ibu hamil menyusui, baduta dan balita serta calon pengantin, khususnya dari keluarga tidak mampu,” katanya.

Mengolah pangan hewani berasal dari laut, katanya, tidak perlu berbiaya mahal, apalagi ketersediaan ikan dan udang di Riau cukup banyak sehingga kaum ibu tidak sulit untuk memperoleh sumber pangan lokal tersebut.

Pada kesempatan itu, Deden Prihandi, S.Par., CGSP Ketua Bidang Menu Terbarukan ICA Badan Pengurus Cabang (BPC) Pekanbaru mendemonstrasikan cara mengolah “bubur lambok dan abon ikan” kepada kader pendamping keluarga dan kader keluarga berkualitas asal Kampung KB dan Kader DASHAT Kampung KB Darul Amal, Kampung KB Sukarjo Mesim dan Kampung KB Sri Tanjung, PLKB Kecamatan Rupat.

Makanan yang diolah tersebut dibagikan keluarga berisiko stunting seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, balita/baduta.

Pada acara pemberdayaan masyarakat di Kampung KB dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kecamatan Rupat ini juga menghadirkan pemateri Eka Roshifita Rizqi, S.Gz, MPH ahli gizi dari Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai mempersentasikan “Makanan Sehat Bergizi Atasi Stunting”.

“Diharapkan dengan adanya materi tersebut bisa menambah pengetahuan Kader khususnya Keluarga Beresiko Stunting untuk pemenuhan makanan gizi seimbang,” katanya.

Udang dan ikan laut termasuk salah satu jenis makanan laut yang digemari banyak orang. Diolah dengan cara apa saja, seperti digoreng, dikukus, dibakar, maupun dijadikan salad, udang memang tetap enak untuk dikonsumsi. Bahkan udang juga sering dijadikan bahan tambahan dalam makanan lain, seperti kerupuk, bakwan, dan terasi.

Nutrisi yang terdapat di dalam udang adalah protein, kalsium, yodium, sampai asam lemak omega 3. Bila dibandingkan dengan makanan laut lainnya, kandungan merkuri dalam udang juga tergolong rendah, sehingga aman untuk dikonsumsi. Manfaat udang yakni kandungan protein yang ada di dalam udang termasuk rendah lemak. Dalam 3 ons udang atau kira-kira 15-16 ekor udang besar, mengandung 101 kalori, 19 gram protein, namun hanya terdapat 1,4 gram lemak total.

Protein dalam udang ini bermanfaat untuk membentuk sel tubuh. Selain itu, asupan protein juga diperlukan untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, serta memproduksi enzim, hormon, dan zat kimia lainnya dalam tubuh. Karena tubuh tidak memiliki persediaan protein, maka kamu perlu memenuhi kebutuhan protein setiap harinya melalui makanan. (Ant)